Baru beberapa hari masuk ke Google Play Store, Aplikasi anti iklan pertama milik Samsung yang bernama Adblock Fast langsung dihapus oleh Google dari toko aplikasinya karena dianggap melanggar beberapa ketentuan yang berlaku.
Adblock Fast merupakan plug-in dengan fitur anti iklan yang dikembangkan dari hasil kerja sama Samsung dengan sebuah rintisan perusahaan bernama Rocketship Apps. Adblock Fast ini diintegrasikan ke dalam browser bawaan smartphone Samsung Galaxy untuk memblokir iklan yang dianggap mengganggu pengguna Smartphone.
Kemudian pengembangnya pun membuka application programming interface (API) miliknya agar pengembang pihak ketiga juga dapat ikut membangun fitur pemblokiran konten yang ada di aplikasi Samsung Internet pada ponsel Galaxy.
Menurut developer dari Rocketship bernama Brian Kennish, Google menyatakan Adblock Fast melanggar bagian 4.4 dari Developer Distribution Agreement, yang melarang aplikasi atau plugin di Play Store untuk ‘mengganggu’ perangkat, jaringan, atau layanan pihak ketiga.
Setelah Google menghilangkan plugin ini, software anti iklan serupa justru banyak bermunculan. Salah satunya Crystal yang merupakan aplikasi pemblokir iklan populer pada platform iOS dan yang terkenal Adblock Plus.
Tak jelas apakah Google memang belum menyadari kehadiran aplikasi Crystal dan juga Adblock Plus, atau memang Rocketship sudah melakukan hal lain yang dianggap pelanggaran oleh Google, Sedangkan Crystal dan Ablock Plus tidak melakukan pelanggaran, seperti yang dikutip dari The Verge, Kamis (4/2/2016).
Browser lain juga memungkinkan untuk menambahkan plugin dengan fungsi yang sama seprti Adblock Fast, seperti Firefox namun hanya bisa melalui browser itu sendiri. Samsung sejatinya juga dapat mendistribusikan aplikasinya melalui Samsung App yang sudah terinstal pada smartphone Galaxy, namun perusahaan menolak memberikan komentar tentang hal ini.
Tentu saja, Samsung merupakan vendor smartphone Android terbesar di dunia dengan jutaan smartphone Galaxy yang beredar di seluruh dunia saat ini. Jika Vendor raksasa asal Korea Selatan ini memblokir iklan-iklan yang ada di ponselnya, tentu hal tersebut akan mengancam kelangsungan bisnis iklan yang ada di sistem operasi Android.